MAKALAH
TENTANG PEMANASAN GLOBAL
KELAS
XI SEMESTER 2
KELOMPOK
5 :
ANNISA
MUTIARA (05)
BAYU
SARIFUDIN (06)
NUR
HIDAYATI FITRIANA (24)
PANJI
POETERA HANIBAL (25)
XI-MIPA
8
SMA N 1 PURBALINGGA
A.
Pengertian
Pemanasan Global
Pemanasan global (bahasa
Inggris: Global
warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Pemanasan global adalah kenaikan
suhu permukaan bumi yan disebabkan oleh peningkatan keluaran (emisi) gas
rumah kaca, seperti; karbondioksida, metana, dinitro oksida, hidrofluorokarbon,
perfluorokarbon, dan sulfur heksafluorida di atmosfer. Selama 20 abad ini,
kenaikan suhu diperkirakan mencapai 0,3-0,8°C. Untuk 100 tahun kedepan,
kenaikannya diperkirakan mencapai 4°C. Kenaikan suhu ini dapat merubah iklim
sehingga menyebabkan perubahan pola cuaca yang dapat menimbulkan peningkatan
dan perubahan curah hujan, angin dan badai, serta terjadinya bencana alam yang
dapat memakan banyak korban jiwa.
Pemanasan global (global warming) menjadi salah satu
isu lingkungan utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global
berhubungann dengan proses meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi.
Peningkatan suhu permukaan bumi ini dihasilkan oleh adanya radiasi sinar
matahari menuju ke atmosfer bumi, kemudian sebagian sinar ini berubah menjadi
energi panas dalam bentuk sinar infra merah diserap oleh udara dan permukaan
bumi.
B.
Penyebab
Pemanasan Global
1.
Efek Rumah
Kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi
berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang
pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia
berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan
menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas
ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun
sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah
gas rumah kaca antara lain uap air, karbondioksida, dan metana yang menjadi
perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali
radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan
tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan
mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi
sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi
gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup
yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin.
Sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi, akibat jumlah
gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer, pemanasan global menjadi
akibatnya.
2.
Penggunaan CFC
yang Tidak Terkontrol.
CFC atau Cloro Flour Carbon adalah bahan kimia yang
digabungkan menjadi sebuah bahan untuk memproduksi peralatan, terkhusus pada
peralatan rumah tangga. CFC terdapat pada kulkas dan AC.
3.
Polusi Kendaraan
Berbahan Bakar Bensin dan Polusi Udara oleh Asap Pabrik.
Kendaraan memberikan penyebab terbesar dalam terjadi
pemanasan global. Polusi yang dihasilkan kendaraan berbahan bakar bensin seperti
motor, mobil dan kendaraan lainnya dimana dari hasil pembuangannya menghasilkan
gas karbon dioksida yang berlebihan. Gas karbon dioksida merupakan penyebab
utama terjadinya pemanasan global karena karbon dioksida adalah gas yang
memerangkap panas sehingga tidak dapat keluar ke angkasa.
- Polusi Metana oleh Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan
Gas metana menempati urutan kedua sebagai penyebab
utama terjadinya pemanasan global. Gas metana dapat berasal dari bahan-bahan
organik yang kekurangan oksigen dari hasil pemecahan bakteri seperti di
persawahan, sedangkan pada peternakan, seperti usus hewan ternak, meningkatnya
produksi hewan ternak maka meningkatnya pula gas metana yang dilepaskan ke
permukaan bumi.
- Pengrusakan Hutan
Hutan berfungsi dalam menyerap karbon dioksida dan
mengeluarkan oksigen, jika hutan rusak akibat dari penebangan dan pembakaran,
maka yang terjadi adalah jumlah karbon dioksida yang diserap oleh hutan
sedikit, dan semakin banyak karbon yang berkumpul di atmosfer yang menyebabkan
terjadinya pemanasan global.
- Pemboroson Energi Listrik
Energi listrik sebagian besar kita gunakan adalah
hasil pembakaran dari pembakaran minyak bumi dan batu bara, dimana hasil
pembakaran tersebut menghasilkan karbon dioksida
- Populasi Kendaraan yang Terus Meningkat
Meningkatnya jumlah kendaraan maka karbon dioksida
pun yang dihasilkan dari kendaraan tersebut akan bertambah banyak dan tentu
saja menimbulkan pemanasan global.
- Pembakaran Sampah Secara Berlebihan.
Pembakaran sampah berlebihan yang dilakukan secara
massal akan menyebabkan terjadinya pemanasan global karena dari hasil
pembakaran sampah tersebut adalah gas metana, yang dapat memerangkap panas.
C. Dampak Pemanasan Global
1.
Mencairnya Es di Kutub
Pemanasan global berdampak langsung pada terus
mencairnya es di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan. Es di Greenland yang
telah mencair hampir mencapai 19 juta ton! Volume es di Artik pada musim panas
2007 hanya tinggal setengah dari yang ada 4 tahun sebelumnya! Baru-baru ini
sebuah fenomena alam kembali menunjukkan betapa seriusnya kondisi ini. Pada
tanggal 6 Maret 2008, sebuah bongkahan es seluas 414 kilometer persegi (hampir
1,5 kali luas kota Surabaya) di Antartika runtuh.
Pola curah hujan berubah-ubah tanpa dapat
diprediksi sehingga menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi kekeringan di
tempat yang lain. Topan dan badai tropis baru akan bermunculan dengan
kecenderungan makin lama makin kuat. Kamu tentu menyadari betapa panasnya suhu
di sekitar kamu belakangan ini.
Kalian juga dapat melihat betapa tidak dapat diprediksinya kedatangan musim hujan ataupun kemarau yang mengakibatkan kerugian bagi petani karena musim tanam yang seharusnya dilakukan pada musim kemarau ternyata malah hujan. Kamu juga dapat mencermati kasus-kasus badai ekstrim yang belum pernah melanda wilayah-wilayah tertentu di Indonesia. Tahun-tahun belakangan ini kita makin sering dilanda badai-badai.
Kalian juga dapat melihat betapa tidak dapat diprediksinya kedatangan musim hujan ataupun kemarau yang mengakibatkan kerugian bagi petani karena musim tanam yang seharusnya dilakukan pada musim kemarau ternyata malah hujan. Kamu juga dapat mencermati kasus-kasus badai ekstrim yang belum pernah melanda wilayah-wilayah tertentu di Indonesia. Tahun-tahun belakangan ini kita makin sering dilanda badai-badai.
4. Gelombang Panas yang Makin Meningkat
Pemanasan
global mengakibatkan gelombang panas menjadi makin sering terjadi dan makin
kuat. Gelombang panas ini juga menyebabkan kekeringan parah dan kegagalan panen
merata. Melalui pengamatan dan dari apa yang kamu rasakan sehari-harinya, kamu
dapat juga merasakan betapa panasnya suhu di sekitarmu. Perhatikan seberapa
sering kamu mendengar ataupun mungkin mengucapkan sendiri kata-kata seperti:
“Panas sekali ya hari ini!”
5. Habisnya Gletser sebagai Sumber Air Bersih
5. Habisnya Gletser sebagai Sumber Air Bersih
Mencairnya gletser-gletser dunia mengancam
ketersediaan air bersih dan pada jangka panjang akan turut menyumbang
peningkatan level air laut dunia. Gletser-gletser dunia saat ini mencair hingga
titik yang mengkhawatirkan! NASA mencatat bahwa sejak tahun 1960 hingga 2005
saja, jumlah gletser-gletser di berbagai belahan dunia yang hilang tidak kurang
dari 8.000 m3.
6. Iklim Mulai Tidak Stabil
Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan
global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain
di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung
es akan mencair dan
daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara
tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak
akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang
ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam
akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingindan
malam hari akan cenderung untuk meningkat. Daerah yang hangat akan menjadi
lebih lembap karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuwan
belum begitu yakin apakah kelembapan tersebut malah akan meningkatkan atau
menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah
kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi padaatmosfer.
Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih
banyak, sehingga akan memantulkan cahaya
Matahari kembali ke angkasa luar,
di mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air).
Kelembapan yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar
1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. Curah hujan di seluruh
dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu,
air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi
lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan
pola yang berbeda. Topanbadai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan
menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode
yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi
dan lebih ekstrem.
7. Peningkatan Permukaan Laut
Perubahan tinggi
rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil secara
geologi. Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga
volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga
akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland,
yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di
seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20,
dan para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9
– 88 cm (4 - 35 inci) pada abad ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi kehidupan di
daerahpantai.
Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerahBelanda,
17,5 persen daerah Bangladesh,
dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir
akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapaimuara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan.
Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi
daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan
evakuasi dari daerah pantai. Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan
sangat memengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan
menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika
Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak
di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan
menutupi sebagian besar dari Everglades,Florida.
8. Suhu Global Cenderung Meningkat.
Orang
mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih
banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di
beberapa tempat. Bagian selatan Kanada,
sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain
pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah
pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin,
yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak
bulan-bulan masa tanam. Tanaman
pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan
penyakit yang lebih hebat.
9. Gangguan Ekologis.
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi keutara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
10. Dampak Sosial dan Politik.
Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian.
Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan danmalnutrisi.
Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat
mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit
yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran)
dan kematianakibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan
penduduk ke tempat-tempat pengungsiandimana sering muncul penyakit,
seperti: diare, malnutrisi, defisiensi
mikronutrien, trauma
psikologis, penyakit
kulit, dan lain-lain. Pergeseran
ekosistem dapat memberi
dampak pada penyebaran penyakit melalui air (waterborne diseases)
maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian demam
berdarah karena
munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adanya
perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq aedes aegypti), virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat
tertentu yang target nya adalah organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi
kan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun
punah dikarenakan perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. hal ini juga akan
berdampak perubahan iklim (climate
change) yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA (kemaraupanjang/kebakaran
hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak
menentu). Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai
juga berkontribusi pada waterborne diseasesdan vector-borne
disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik
yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit
saluran pernapasan seperti asma, alergi, coccidioidomycosis, penyakit
jantung dan paru kronis, dan lain-lain.
D.
Langkah Antisipasi Terhadap
Pemanasan Global
Tindakan yang lebih baik
dalam menghadapi dampak pemanasan global
dan
lubang ozon adalah sebagai berikut :
1.
Mengubah perilaku perorangan
a. Menghemat penggunaan air dan listrik,
b. Mematikan ac bila tidak diperlukan,
c. Menggunakan alat transportasi alternatif
untuk mengurangi emisi karbon.
2. Melakukan
langkah secara kolektif
a. Mencari energi aternatif
Sebagian besar pembangit listrik menggunakan bahan bakar fosil :
minyak
bumi, batu bara, gas alam. Ketiganya mengeluarkan CO2. Jadi semakin kita boros
menggunakan listrik, semakin banyak CO2 yang dikeluarkan. Daripada terus boros
listrik dan emerintah harus membangun pembangkit listrik berbahan bakar fosil
baru untuk memenuhi kebutuhan aktivitas manusia, lebih baik melakukan hemat listrik.
Adapun solusi alternatif dalam mencari energi alternative antara lain membangun
pembangkit listrik dengan energi bersih, seperti energi matahari, air , angin,
panas bumi, dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi dampak
terjadinya pemanasan global dan lubang ozon akibat penggunaan gas – gas yang
mengeluarkan CO2.
b. Melestarikan hutan
Melestarikan hutan dapatdilakukan dengan menanam pohon sebanyak
mungkin untuk mencegah terjadinya pemanasan global. Selain itu jangan menebang
hutang secara liar, agar keberadaan ekosistem hutan tetap lestari
c. Mengurangi emisi gas karbon dari
industri dan eksplorasi sumber
daya alam.
Komentar
Posting Komentar